Peran Strategis Dinas Kesehatan Kota Kediri dalam Penanganan Tuberkulosis Menuju Eliminasi 2030

Tuberkulosis (TBC) tetap menjadi tantangan besar kesehatan masyarakat di Kota Kediri. Meskipun pandemi COVID-19 sempat mengurangi jumlah temuan kasus, beban nyata penyakit ini tidak menghilang. Dinas Kesehatan Kota Kediri (Dinkes Kota Kediri) berperan sentral dalam berbagai upaya preventif, diagnostik, pengobatan, dan pemulihan, dengan target ambisius: eliminasi TBC pada tahun 2030. Artikel ini menguraikan bagaimana Dinkes Kota Kediri melakukan perannya dalam menangani kasus TBC secara komprehensif.


1. Deteksi dan Penemuan Kasus Secara Aktif

Salah satu tantangan utama dalam penanganan TBC adalah menemukan pasien yang terinfeksi sejak dini agar penularan dapat dicegah. Dinkes Kota Kediri melakukan:

  • Skrining kontak erat: Jika ada satu orang yang terdiagnosis TBC, petugas kesehatan melakukan penelusuran kontak (contact tracing) terhadap keluarga dan tetangga untuk memastikan tidak ada yang ikut tertular.
  • Skrining aktif & keliling: Puskesmas diturunkan ke komunitas untuk meningkatkan cakupan skrining di area-area rawan. dinkeskotakediri.com
  • Inovasi lokal seperti program “KEJAR OTT (Kenali, Jaring, Obati TBC Terpadu)” di Puskesmas Kota Wilayah Utara untuk memperluas dan mempercepat deteksi kasus.

2. Pemberian Pengobatan dan Pemantauan Teratur

Setelah kasus ditemukan, pengobatan TBC yang lengkap dan teratur menjadi kunci untuk menyembuhkan pasien serta mencegah resistensi obat.

  • Dinkes memfasilitasi pengobatan gratis untuk pasien TBC di puskesmas dan rumah sakit di Kota Kediri. Pengobatan wajib dijalankan minimal selama enam bulan untuk TBC sensitif obat.
  • Pengobatan kasus TBC resisten obat (RO) juga mendapat perhatian melalui peningkatan kapasitas tenaga medis agar memahami protokol terkini.
  • Pemantauan keberhasilan pengobatan: Dinkes Kota Kediri mengadakan rapat koordinasi lintas sektor untuk mengevaluasi dan meningkatkan angka keberhasilan pengobatan, yang pada tahun-tahun tertentu belum mencapai target nasional.

3. Edukasi, Sosialisasi, dan Pemberdayaan Masyarakat

Kesadaran masyarakat dan partisipasi aktif sangat penting dalam pencegahan dan kontrol TBC. Dinkes Kota Kediri melakukan berbagai kegiatan untuk mengedukasi publik:

  • Melalui kampanye dan sosialisasi penyakit TBC di masyarakat, termasuk lewat media sosial, kader kesehatan, Puskesmas, dan saat peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS).
  • Melaksanakan kegiatan publik seperti senam bersama dan Gebyar HTBS yang melibatkan pasien, masyarakat, kader kesehatan untuk meningkatkan kesadaran bahwa TBC bisa dicegah dan diobati.
  • Edukasi terkait gejala TBC agar masyarakat cepat memeriksakan diri bila merasakan batuk berkepanjangan, demam, atau gejala lainnya. Hal ini untuk mengurangi penundaan diagnosis.

4. Kolaborasi dan Inovasi Lintas Sektor

Penanganan TBC tidak bisa berjalan sendiri. Dinkes Kota Kediri membangun kolaborasi dan inovasi:

  • Melibatkan pemangku kepentingan lintas sektor seperti TNI-Polri, OPD terkait, sekolah, organisasi masyarakat, serta lembaga kesehatan lainnya. Antara News Jawa Timur+1
  • Inovasi layanan kesehatan seperti konsultasi online, janji online, pelacakan digital, dan pelayanan yang lebih ramah warga demi mempermudah akses pengobatan dan pelayanan terkait. dinkes.kedirikota.go.id
  • Workshop dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan kader untuk memperbarui kemampuan dalam diagnosa, pengobatan, dan manajemen pasien TBC termasuk TBC resisten obat. Antara News Jawa Timur+1

5. Pemulihan, Dukungan dan Pencegahan Lanjutan

Setelah pengobatan, pasien TBC membutuhkan dukungan agar sembuh total dan tidak mengalami stigma atau kekambuhan.

  • Pemberian bantuan tambahan bagi pasien, baik dari aspek ekonomi maupun sosial. Misalnya pemberian makanan tambahan, pendampingan komunitas mantan TBC untuk pemulihan mental dan sosial.
  • Program terapi pencegahan (TPT) untuk kontak erat untuk menghindari infeksi baru.
  • Pemantauan berkelanjutan agar pasien yang sudah sembuh tetap sehat, serta agar masyarakat tetap waspada dan mendukung pasien yang masih dalam masa pengobatan.

Dinkes Kota Kediri menjalankan rangkaian strategi menyeluruh dalam menangani TBC: dari deteksi hingga pengobatan, edukasi masyarakat, inovasi pelayanan, kolaborasi lintas sektor, dan dukungan pasca-pengobatan. Meskipun tantangan seperti pengobatan yang panjang, efek samping obat, masalah akses dan stigma masih ada, upaya-upaya ini menunjukkan komitmen kuat untuk mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030. Keberhasilan program tergantung pada partisipasi aktif masyarakat, kepatuhan pasien, serta koordinasi yang terus diperkuat di semua level.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *